Minggu, 27 April 2014

Mitos Unik Sebelum Terjadinya Bencana Alam

Berbagai mitos unik sebelum terjadinya bencana alam seakan menjadi satu bahan pembahasan yang menarik untuk diketahui. Sebab, bencana alam seperti halnya gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, dan tanah longsor adalah kejadian alam yang tidak dapat diprediksi terlebih dulu sebelum terjadi.Ya, air laut yang tenang saja bisa berubah menjadi gelombang besar pencabut nyawa yang seakan sudah siap untuk meluluhlantahkan semua objek-objek yang ada di sekitarnya. Begitu juga dengan sungai, bukit-bukit tinggi, dan pegunungan yang indah bisa berubah seketika menjadi suatu kawasan yang mengerikan bagi penduduk di sekelilingnya.

Akan tetapi tahukah pembaca jika sebelum terjadinya berbagai bencana alam tersebut sudah ada mitos-mitos yang bercerita mengenai adanya tanda-tanda akan terjadinya peristiwa tersebut? Bahkan, tanda-tanda tersebut sudah ada sejak jaman dahulu kala, dimana manusia masih berada jauh dari peradaban teknologi dan berbagai penemuan seperti sekarang ini. Berbagai mitos unik sebelum terjadinya bencana alam yang perlu kita ketahui di antaranya adalah mitos mengenai petis di siang hari bolong.Ya, mitos tersebut berasal dari suku-suku Melayu dan Sumatera. Mitos tersebut menyebutkan, apabila ada petir yang menyambar di siang hari, maka terdapat dua hal yang akan terjadi. Kedua hal tersebut adalah akan datang sebuah bencana besar da nada satu tokoh masyarakat yang meninggal dunia.

Mitos unik lainnya berasal dari Australia kuno. Jika terdapat hewan tengah laut yang terlihat di dekat pantai seperti halnya hiu ataupun ikan paus, maka hal itu merupakan pertanda akan datangnya sebuah bencana hebat. Selain itu, masyarakat Australia kuno dahulu juga percaya, apabila mereka mendengar suara sendu dari sekelompok ikan lumba-lumba dari pinggir pantai, maka itu adalah sebuah peringatan akan terjadinya sebuah bencana alam yang merenggut banyak nyawa.

Suku Sumatera juga mempercayai satu mitos mengenai sekelompok kera yang tidak ingin naik ke atas pohon, dan justru sering berteriak-teriak di malam hari. Dengan perilaku aneh yang menjadi kebalikkan sikap dari kera yang suka memanjat ke atas pohon tersebut, maka suku Sumatera percaya jika kera-kera tersebut sudah memberikan pertanda akan muncul sebuah bencana besar.